Menyuarakan Penderitaan PSK, Mantan Guru Beri "Layanan" Gratis
"Saya yakin, banyak yang berpikir aku ini gila, cukup gila."
Seorang aktivis perempuan memiliki cara sendiri untuk menyoroti penderitaan para pekerja seks komersial dan seks aman, yakni dengan menjadi pekerja seks.
Aktivis perempuan itu bernama Ye Haiyan dan berasal dari China. Ye juga adalah seorang blogger. Dalam sebuah wawancara dengan The New Paper, Minggu kemarin, Ye mengungkapkan apa yang dianggapnya benar. Saat dihubungi, Ye sedang berada di Guangxi.
Ia berbicara dalam bahasa Mandarin dan terkadang dicampur dengan Bahasa Inggris. Ia menjawab pertanyaan dengan santai dan sesekali terdengar tawanya yang menggoda.
Ye yang berusia 37 tahun adalah seorang janda dengan satu orang putri yang sedang tumbuh remaja.
"Saya adalah orang pertama yang berani secara terbuka, mengakui bahwa saya adalah seorang pekerja seks," ujarnya.
"Saya yakin, banyak yang berpikir aku ini gila, cukup gila," imbuhnya.
"Ya, cukup gila untuk menjadi aktivis dan sukarelawan sebagai seorang pekerja seks selama tiga hari, menawarkan seks bebas bagi para pekerja migran di Ten Yuan Brothel, di Wuhan, Provinsi Hubei," terangnya.
Wuhan adalah wilayah komersial di kawasan China tengah dan memiliki banyak pekerja migran.
"Saya bisa memahami perasaan orang-orang, hanya karena prostitusi bukan bagian dari percakapan sehari-hari," kata mantan guru Sekolah Dasar itu.
Ye bermaksud menciptakan kesadaran para pekerja seks untuk melihat lebih jauh kehidupan mereka.
Eksperimen beraninya itu telah menjadikan namanya banyak diberitakan media dan dianggap merupakan sebuah sensasi. Sejumlah media, termasuk The Economist bahkan telah memaparkan kisah kehidupannya.
Ye mengaku menyebut dirinya 'Yan Hooligan' yang berarti identik dengan perempuan nakal.
"Apa yang aku lakukan bukan agenda tersembunyi. Aku hanya percaya ketidakadilan harus dilawan oleh kelompok yang tertindas dan sudah begitu lama," ujarnya bersemangat.
Sebagai catatan, Ye pernah ditangkap sebanyak tiga kali karena menganjurkan legalisasi prostitusi.
Intinya, Ye ingin semua mata memandang, jika orang lain harus memandang kehidupan para pekerja seks komersial dan dapat menerimanya di masyarakat.
Pada Januari lalu, sebelum Tahun Baru Imlek, Ye menawarkan seks gratis untuk empat orang, berusia antara 18 dan 50 tahun di Wuhan. Ia rela menempuh jarak 17 jam dari rumahnya demi aksi gilanya itu. Pemilihan Wuhan karena ia melihat, di sana terdapat sejumlah rumah bordil dengan menawarkan seks murah.
Seorang aktivis perempuan memiliki cara sendiri untuk menyoroti penderitaan para pekerja seks komersial dan seks aman, yakni dengan menjadi pekerja seks.
Aktivis perempuan itu bernama Ye Haiyan dan berasal dari China. Ye juga adalah seorang blogger. Dalam sebuah wawancara dengan The New Paper, Minggu kemarin, Ye mengungkapkan apa yang dianggapnya benar. Saat dihubungi, Ye sedang berada di Guangxi.
Ia berbicara dalam bahasa Mandarin dan terkadang dicampur dengan Bahasa Inggris. Ia menjawab pertanyaan dengan santai dan sesekali terdengar tawanya yang menggoda.
Ye yang berusia 37 tahun adalah seorang janda dengan satu orang putri yang sedang tumbuh remaja.
"Saya adalah orang pertama yang berani secara terbuka, mengakui bahwa saya adalah seorang pekerja seks," ujarnya.
"Saya yakin, banyak yang berpikir aku ini gila, cukup gila," imbuhnya.
"Ya, cukup gila untuk menjadi aktivis dan sukarelawan sebagai seorang pekerja seks selama tiga hari, menawarkan seks bebas bagi para pekerja migran di Ten Yuan Brothel, di Wuhan, Provinsi Hubei," terangnya.
Wuhan adalah wilayah komersial di kawasan China tengah dan memiliki banyak pekerja migran.
"Saya bisa memahami perasaan orang-orang, hanya karena prostitusi bukan bagian dari percakapan sehari-hari," kata mantan guru Sekolah Dasar itu.
Ye bermaksud menciptakan kesadaran para pekerja seks untuk melihat lebih jauh kehidupan mereka.
Eksperimen beraninya itu telah menjadikan namanya banyak diberitakan media dan dianggap merupakan sebuah sensasi. Sejumlah media, termasuk The Economist bahkan telah memaparkan kisah kehidupannya.
Ye mengaku menyebut dirinya 'Yan Hooligan' yang berarti identik dengan perempuan nakal.
"Apa yang aku lakukan bukan agenda tersembunyi. Aku hanya percaya ketidakadilan harus dilawan oleh kelompok yang tertindas dan sudah begitu lama," ujarnya bersemangat.
Sebagai catatan, Ye pernah ditangkap sebanyak tiga kali karena menganjurkan legalisasi prostitusi.
Intinya, Ye ingin semua mata memandang, jika orang lain harus memandang kehidupan para pekerja seks komersial dan dapat menerimanya di masyarakat.
Pada Januari lalu, sebelum Tahun Baru Imlek, Ye menawarkan seks gratis untuk empat orang, berusia antara 18 dan 50 tahun di Wuhan. Ia rela menempuh jarak 17 jam dari rumahnya demi aksi gilanya itu. Pemilihan Wuhan karena ia melihat, di sana terdapat sejumlah rumah bordil dengan menawarkan seks murah.
0 Response to "Menyuarakan Penderitaan PSK, Mantan Guru Beri "Layanan" Gratis"
Posting Komentar