Mitos dan Fakta Tentang Anjing dan Kucing
Fakta: Anjing dapat melacak penderita Diabetes
Ini memang fakta dan bukan fiksi. Anjing mampu mengendus penurunan gula darah pada tuannya yang menderita diabetes dengan memberi isyarat melolong, menggonggong dan menjilat-jilat. Daya penciuman anjing untuk melacak hypoglycemia (gula darah rendah) terbukti 90 persen jitu berdasarkan penelitian. Karenanya ada anjing yang khusus dilatih untuk memonitor penderita diabetes yang dinamakan diabetic service dogs.
Fakta: Kucing berbulu putih biasanya tuli
Kucing berbulu putih pada umumnya tuli baik pada kedua telinganya atau pada salah satu telinganya, terutama pada kucing yang memiliki mata berwarna biru. Bila hanya sebelah matanya yang biru, maka biasanya dia hanya tuli di satu sisi itu saja. Kucing ini memang nampak ’bodoh’, namun belum jelas apakah kebodohan ini karena ketuliannya atau karena IQ-nya yang jongkok.
Fakta: Anjing mampu mengenal 250 kosakata
Anjing yang dilatih mampu menguasai sekitar 250 kosakata yang setara dengan kemampuan bahasa balita berusia dua tahun. Secara pukul rata anjing mampu memahami bahasa manusia sekitar 150 kosakata. Anjing-anjing yang tergolong ’cerdas’ antara lain Border collie, poodle, German shepherd (herder), golden retriever, Doberman pincher.
Fakta: Kucing dapat mencium dengan mulutnya
Kucing memiliki kelenjar penciuman (scent gland) di langit-langit mulutnya yang dinamakan vomeronasal organ. Untuk menangkap bau-bau yang membangkitkan gairah seperti air seni (urine) atau bau yang keluar dari alat kelamin kucing lawan jenisnya, kucing ini akan mengangakan mulutnya. Penampilan yang ’ganas’ ini dinamakan Flehmen reaction, dan biasanya dilakukan oleh kucing jantan untuk mengecek kucing betina yang sedang birahi (in heat).
Mitos: Anjing hanya bisa melihat hitam putih
Menurut penelitian, anjing dapat melihat warna biru, ungu dan juga abu-abu. Daya pengelihatannya juga lebih baik dari manusia di tempat yang suram. Namun kemungkinan anjing tidak dapat melihat warna merah, jingga, kuning atau hijau berdasarkan penelitian sel kerucut (cone cell) pada retinanya.
Fakta: Anjing yang pincang berarti ada gangguan paru-paru
Anjing yang berjalan pincang kemungkinan menderita kanker paru-paru. Kanker di rongga dadanya mengakibatkan pertumbuhan jaringan baru di tulang kakinya, sehingga terjadi pembengkakan dan nyeri di tungkainya. Kelainan di kakinya ini dinamakan hypertrophic osteopathy dan akan menghilang bilamana kanker di paru-parunya dapat disembuhkan.
Mitos: Kucing selalu membutuhkan susu
Kalau kita melihat kucing selalu tergerak untuk memberinya minum susu. Anak kucing memang menyusu pada induknya sampai dia disapih (weaned) dan anak kucing yang lebih besar suka meminum susu sapi. Tapi seperti manusia, kucing dewasa tidak memiliki enzym lactase untuk mengurai zat lactosa pada susu. Akibatnya kucing dewasa yang diberi susu, akan mengalami muntah dan diare.
Mitos: Kucing mendengkur karena gembira
Tidak selalu kucing mendengkur (purring) karena dia sedang merasa senang. Kucing juga mendengkur pada saat dia sedang kesakitan dan pada waktu dia sedang sekarat. Anak kucing (kitten) sudah bisa mendengkur beberapa jam setelah dilahirkan, pada saat dia menyusu pada induknya, dan induknya pun ikut mendengkur waktu menyusui.
Mitos: Moncong anjing kering dan panas berarti sakit
Moncong anjing tidak dapat dipakai sebagai petunjuk apabila dia sedang sakit. Moncong ini bisa kering bila dia berada di udara luar yang panas dan bisa juga basah bila dia habis minum. Petunjuk yang lebih tepercaya untuk mengetahui bila anjing sedang sakit adalah tanda lesu (lethargy), tidak mau makan, muntah, dan batuk. Moncong yang nampaknya selalu basah ini disebabkan karena saluran air mata (tear ducts) yang mengalir ke hidung.
sumber : kaskus
0 Response to "Mitos dan Fakta Tentang Anjing dan Kucing"
Posting Komentar