Burung Pelican
Pelican adalah contoh lainnya dari makhluk ciptaan Tuhan yang luar biasa. Burung ini adalah burung air yang besar, yang memiliki tujuh atau delapan variasi jenis. Kakinya berselaput (seperti bebek), dan ia memiliki sayap yang besar, paruh yang panjang, dan semacam kantung di bawah paruhnya yang disebut kantung gular.
credit :.fws.gov |
Ukuran burung ini bervariasi dari 3 kg hingga 15 kg. Kerangka tulangnya sangat ringan, kurang dari 10% berat badannya. Pelican hidup di semua benua kecuali Antartika dan membangun sarang mereka dalam koloni-koloni. Pelican coklat menangkap ikan dengan cara terjun kepada duluan ke dalam air. Matanya yang tajam dapat melihat ikan dari sekitar 20-25 meter di udara, walaupun ada pantulan yang menyilaukan dari air, dan ia memiliki kemampuan luar biasa untuk melakukan tukikan pada waktu yang tepat dan dengan sudut yang tepat untuk menangkap mangsa.
Burung ini memiliki gelembung-gelembung kecil di bawah kulitnya untuk menahan tekanan akibat hantaman dengan air dan membantunya untuk berenang kembali ke permukaan. Fiturnya yang paling khas adalah kantung di bawah paruhnya. Kantung ini bisa menampung sekitar tiga galon air dan burung ini memakainya sebagai jala untuk menangkap ikan. Setelah menangkap mangsanya, burung mengkontraksikan kantung ini untuk mengeluarkan airnya, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya ke belakang untuk meluncurkan ikan mangsanya ke dalam tenggorokannya. Sebuah kail di ujung paruh atasnya membantu memegang makanan yang licin.
Paruh Pelican begitu sensitif dan membantu burung tersebut menemukan ikan di air yang keruh. Pembukaan dan penutupan kantung tersebut dikontrol oleh sekelompok otot lidah yang kompleks. Melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot ini, Pelican menggetarkan kantungnya dengan frekuensi 200 kali per menit sebagai suatu mekanisme mendinginkan diri. Pelican tidur dengan cara mendongakkan kepalanya ke belakang dan menaruh paruhnya yang panjang di punggungnya.
Pada saat musim kawin, paruh dan kantung Pelican menjadi berwarna-warni, sebagian berwarna merah muda seperti salmon, sebagian kuning, sebagian biru cobalt, dan satu strip hitam diagonal dari dasar hingga ujung paruh. Telur burung Pelican diinkubasi di atas kaki orang tuanya, dan anak-anak burung yang belum lahir dapat berkomunikasi dengan ibu mereka mengenai apakah mereka terlalu panas atau dingin.
sumber : graphe-ministry.org
Burung ini memiliki gelembung-gelembung kecil di bawah kulitnya untuk menahan tekanan akibat hantaman dengan air dan membantunya untuk berenang kembali ke permukaan. Fiturnya yang paling khas adalah kantung di bawah paruhnya. Kantung ini bisa menampung sekitar tiga galon air dan burung ini memakainya sebagai jala untuk menangkap ikan. Setelah menangkap mangsanya, burung mengkontraksikan kantung ini untuk mengeluarkan airnya, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya ke belakang untuk meluncurkan ikan mangsanya ke dalam tenggorokannya. Sebuah kail di ujung paruh atasnya membantu memegang makanan yang licin.
Paruh Pelican begitu sensitif dan membantu burung tersebut menemukan ikan di air yang keruh. Pembukaan dan penutupan kantung tersebut dikontrol oleh sekelompok otot lidah yang kompleks. Melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot ini, Pelican menggetarkan kantungnya dengan frekuensi 200 kali per menit sebagai suatu mekanisme mendinginkan diri. Pelican tidur dengan cara mendongakkan kepalanya ke belakang dan menaruh paruhnya yang panjang di punggungnya.
Pada saat musim kawin, paruh dan kantung Pelican menjadi berwarna-warni, sebagian berwarna merah muda seperti salmon, sebagian kuning, sebagian biru cobalt, dan satu strip hitam diagonal dari dasar hingga ujung paruh. Telur burung Pelican diinkubasi di atas kaki orang tuanya, dan anak-anak burung yang belum lahir dapat berkomunikasi dengan ibu mereka mengenai apakah mereka terlalu panas atau dingin.
sumber : graphe-ministry.org
0 Response to "Burung Pelican"
Posting Komentar